28 February 2009

73 Balita di Papua Terinfeksi HIV/AIDS

JAYAPURA--MI: Sebanyak 73 bayi usia di bawah lima tahun (Balita) di Papua saat ini terinfeksi penyakit HIV/AIDS dari jumlah keseluruhan 4.305 orang yang resmi terdata terinfeksi penyakit yang mematikan itu. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, di Jayapura, Senin 24 feb 2009 ,menjelaskan, dari 73 balita yang terinfeksi HIV/AIDS tercatat 50 balita di antaranya berusia antara 1-4 tahun, sedangkan sisanya kurang dari 1 tahun. Para balita itu mengidap virus yang menyerang kekebalan tubuh dari orang tuanya yang secara medis telah dinyatakan positif HIV/AIDS. Sedangkan mereka yang berusia 5-14 tahun tercatat sebanyak 43 orang dan yang paling prodektif yakni 20-29 tahun mencapai 1.957 orang, menyusul usia 30-39 tahun sebanyak 1.102 orang.

Dari data itu juga terungkap, saat ini tercatat 4.305 orang yang terinfeksi HIV/AIDS dan dari jumlah tersebut sebanyak 1.681 orang di antaranya bermukim di Kabupaten Mimika, menyusul Merauke 987 orang, Nabire 522 orang, Biak 442 orang, Kota Jayapura 231 orang, Kabupaten Jayapura 209 dan Kabupaten Yawa 66 orang. Sedangkan Kabupaten Puncak Jaya 19 orang, Paniai 19 orang, Mappi sebanyak sembilan orang dan Kabupaten Keerom dua orang. "HIV/AIDS dapat menyerang siapapun yang melakukan perilaku yang dapat memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh. Dengan demikian penyakit ini bukan hanya menginfeksi golongan tertentu, melainkan semua orang," kata Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua, drh Konstan Karma.

Sementara itu, sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi masalah HIV dan AIDS di Papua, World Vision bekerja sama dengan mitra lokalnya Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Dinas Pendidikan Kota Jayapura pada 17 Februari hingga 19 Februari lalu telah menyelenggarakan Pelatihan bertemakan "Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS" bagi 30 orang guru SMP. Menurut Koordinator Program Penanggulangan HIV/AIDS World Vision, dr Ronald Gunawan, pelatihan ini tidak bertujuan hanya sekedar untuk membekali guru dengan informasi dasar tentang HIV dan AIDS.

Ronald Gunawan menjelaskan, kegiatan ini ditujukan kepada para guru SMP karena disadari kelompok umur yang paling banyak terdapat kasus HIV dan AIDS adalah pemuda dan remaja. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan bahwa kelompok umur 20-29 tahun adalah kelompok umur tertinggi untuk kasus AIDS. "Artinya jika mereka terinfeksi sekitar lima tahun sebelumnya, berarti kemungkinan terinfeksi HIV pada usia sekitar 15 tahun. Karena data inilah, upaya pencegahan HIV ditujukan bagi kelompok umur dibawah usia itu, yaitu usia SMP," katanya.

Ronald juga menambahkan bahwa usia SMP adalah usia remaja yang suka bereksperimen. pada usia ini, remaja suka mencari hal-hal baru, bahkan yang beresiko membahayakan diri mereka sekalipun. Untuk itulah, pendidikan kecakapan hidup ditujukan untuk memampukan remaja untuk berpikir rasional dan bertanggungjawab. World Vision Indonesia adalah lembaga kemanusiaan Kristen internasional yang bekerja untuk menciptakan perubahan pada kehidupan anak-anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. (Ant/OL-02).

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan tanggapan/saran/sanggahan/motivasi atau apapun yang berkaitan dengan postingan diatas. Mohon maaf, Apabila mengandung Komentar yang bersifat:
1. Pornografi.
2. Rasisme.
3. SPAM.
4. atau Apapun yang menyinggung orang/pihak lain maka komentarnya akan dihapus. Terimakasih