24 October 2014

Jiwa Yang Patah


ilustrasi

Dikesenyapan malam ini
termenungku dalam sang gulita
menghadap sang bintang yang tak kunjung bersuah
di penantian yang tak bertepi ini,
ku berharap akan ada pribadimu.

Gejolak hidup tak semudah memasak nasi,
dalamnya wajanpun tak dapat diukur,
nyaring memang, jika dipukul.
Entah mengapa..? diriku merindukanku yg sesungguhnya.


Senyuman Berbalut jarum pun bertebaran,
wahai penjaga jagat gulita, belum bosan kah engkau...?
ku merindukan tongkatku,
tempat aku berpijak melawan sang gulita.
kini dimanakah dirimu..?
Jahat Benar...!,
wAHAI, rembulan samar-samar.















BACA SELENGKAPNYA.....