28 August 2010

Antibiotik Ampuh dari Kulit Katak

Tim peneliti United Arab Emirates University menemukan jenis antibiotik baru yang dikembangkan dari kulit katak. Mereka memodifikasi senyawa antikuman dalam kulit katak sekaligus
mereduksi kandungan racun berbahaya di dalamnya.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, mereka berhasil mengidentifikasi 100 jenis antibiotik baru. Satu di antaranya dapat melawan bakteri jahat yang cukup mematikan, methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

"Kulit katak adalah agen antibiotik yang sangat potensial," kata Dr Michael Conlon, pakar biokimia yang terlibat dalam penelitian.

Conlon mengatakan, katak yang sudah ada sejak 300 tahun lalu memiliki kemampuan perlindungan diri yang cukup baik terhadap serangan mikroba penyebab penyakit di lingkungan sekitarnya. Katak juga kebal dengan lingkungan air berpolusi dan melawan patogen yang subur di lingkungannya.

Selama bertahun-tahun, para pakar memilah dan memelajari kandungan senyawa kimia di kulit katak yang ampuh membunuh bakteri, virus, dan jamur. Sukses, tapi ada masalah karena senyawa di tubuh katak mengandung racun yang berbahaya bagi tumbuh manusia.

Penelitian terus dikembangkan hingga akhirnya para pakar menemukan cara untuk menarik struktur molekul pada kulit katak. Cara ini ampuh mereduksi racun tanpa menghilangkan kekuatannya membunuh kuman dan bakteri jahat.

Dalam penelitiannya, para pakar mencermati lebih dari 6.000 spesies katak. Hasilnya, mereka menemukan sekitar 200 spesies katak yang potensial menghasilkan bahan antibiotik ampuh untuk masa depan. Satu salahnya adalah katak jenis Foothill berkaki kuning. Sayang, katak asal California dan Oregon ini termasuk hewan langka yang tengah menghadapi kepunahan. (sj)
BACA SELENGKAPNYA.....

Di balik kenikmatannya, es teh ternyata menyimpan efek buruk bagi kesehatan ginjal.


VIVAnews - Siapa tak suka minum es teh? Rasanya yang manis menyegarkan, berpadu dengan harga murah membuat es teh menjadi minuman favorit di segala suasana, termasuk saat berbuka puasa.

Popularitas es teh terbukti dengan kehadirannya di hampir semua tempat makan, mulai dari kelas warung hingga restoran mahal. Mungkin banyak yang setuju dengan jargon es teh kemasan, "Apapun makanannya, minumnya tetap es teh."


Tapi tahukah Anda, di balik kenikmatannya, es teh menyimpan potensi merugikan bagi kesehatan. Penelitian Loyola University Chicago Stritch School of Medicine mengungkap bahwa konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal.

Seperti dikutip dari laman Times of India, es teh mengandung konsentrasi tinggi oksalat, salah satu bahan kimia kunci yang memicu pembentukan batu ginjal. "Bagi mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal, es teh jelas menjadi minuman terburuk," kata Dr John Milner, asisten profesor Departemen Urologi, yang tergabung dalam penelitian.

Milner mengatakan, teh panas sebenarnya juga menyimpan efek buruk yang sama. Hanya, takaran penyajian teh panas biasanya lebih kecil. Logikanya, orang meminum teh panas tak akan sebanyak minum es teh. Jarang orang yang mengonsumsi teh panas saat haus. Berbeda dengan es teh, di mana banyak orang sanggup meminumnya lebih dari segelas saat haus dan udara panas.

Pria, wanita posmenopause dengan tingkat estrogen rendah, dan wanita yang pernah menjalani operasi pengangkatan indung telur paling rentan terpapar dampak buruk es teh. Oleh karenanya, Milner menyarankan, mengganti konsumsi minuman itu dengan air putih, atau mencampurnya dengan lemon. "Lemon kaya kandungan citrates, yang dapat menghambat pertumbuhan batu ginjal," kata Milner.

Batu ginjal adalah kristal kecil yang terbentuk dari mineral dan garam yang biasanya ditemukan dalam air seni, ginjal atau saluran kemih. Mineral tak terpakai itu umumnya bisa keluar dari tubuh bersama urin, tapi dalam kondisi tertentu bisa mengendap dan membatu di dalam saluran kemih.

Peneliti juga mengungkap sejumlah makanan lain yang berpotensi menyimpan efek buruk. Mereka menyebut antara lain: bayam, cokelat, kacang-kacangan, garam, dan daging.

Sebaiknya, konsumsi es teh dan makanan-makanan itu secara moderat demi kesehatan ginjal. Padukan pula dengan makanan tinggi kalsium yang dapat mereduksi oksalat. Dan, tentu saja perbanyak minum air putih.
BACA SELENGKAPNYA.....

Mengapa Jangan Minum Teh Kemasan


VIVAnews - Jika Anda ingin mendapatkan khasiat teh secara maksimal, pilihlah teh yang diseduh dengan air hangat, bukan teh kemasan siap minum. Menurut penelitian yang dipresentasikan dalam National Meeting of the American Chemical Society, teh instan mengandung level antioksidan dan polifenol sangat rendah.

"Konsumen sebenarnya mengerti konsep dari manfaat minum teh dan mengonsumsi produk teh lainnya. Tetapi di sini ada jarak persepsi yang besar antara sehatnya mengonsumsi teh dengan jumlah pasti nutrisi dalam teh siap minum," kata salah satu peneliti, Shiming Li, PhD, seperti dikutip dari NY Daily News.


Sebenarnya kekurangan teh siap minum bukan hanya karena level nutrisi yang sangat rendah, tetapi juga kandungan gulanya yang sangat tinggi. Tim peneliti mengetahuinya dengan mengukur kadar polifenol pada enam merk teh yang beredar dipasaran.

Setengah dari merk tersebut diketahui secara virtual tidak memiliki antioksidan, serta kadar polifenol sangat kecil. Teh yang dikemas dalam kantung biasanya mengandung 175 miligram polifenol, dua kali lebih besar dibandingkan teh siap minum.

Alasan mengapa kadar nutrisi teh siap minum sangat sedikit ternyata cukup dilematis. Menurut Li, perusahaan sengaja menurunkan kadar polifenol dalam teh kemasan demi merebut pasar. Sebab, nutrisi utama dalam teh itu memberi efek rasa pahit yang tak disukai konsumen.
BACA SELENGKAPNYA.....