Dag... dig... dug... seperti
itulah detakan jantung yang saya rasakan ketika tersadar kalau hari itu adalah
hari rabu. Sejenak nafas terhenti dan mulai memikirkan sebenarnya apa yang
terjadi pada diri saya. Tak lama handphone yang ada disamping kiri mulai
bergetar, segera aku ulurkan tangan dan menggapainya. Wah, ternyata itu adalah
bunyi alarm pengingat yang tertuliskan “kamu harus masuk hari ini jam satu
karena sudah 2x pertemuan tidak belum pernah
mengikutinya”. Makin bingung aku ketika membacanya, karena matakuliah ini merupakan matakuliah Pendukung (supporting course). Ditambah lagi ketika aku pikir-pikir bahwa mahasiswa dari departemen itu sama sekali tidak saya kenali.( Hehehe... maklum sudah kaka angkatan....)
mengikutinya”. Makin bingung aku ketika membacanya, karena matakuliah ini merupakan matakuliah Pendukung (supporting course). Ditambah lagi ketika aku pikir-pikir bahwa mahasiswa dari departemen itu sama sekali tidak saya kenali.( Hehehe... maklum sudah kaka angkatan....)
Perlahan saya berusaha
menenangkan diri dengan meminum segelas kopi Asli Moanemani buatan adik Jek
yang semenjak pagi bekerja keras tuk
menyiapkannya. Sambil minum kopi tersebut, mulailah saya
mengintsrospeksi diri dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Se-jam
sebelum aktivitas kuliah dimulai saya
bergegas meninggalkan kosan dan menuju ke tempat kuliah untuk mencari ruang
kuliah. Hehehe, aneh bukan..? maklum sudah 2x pertemuan tidak mengikuti
perkuliahan pada matakuliah tersebut. Dipertengahan
jalan, hujanpun turun dengan deras, yaa karena saya tidak membawa payung maka
harus beristrahat/berteduh didepan warnet sambil berharap hujan redah
secepatnya.
Detakan jantungpun semakin cepat,
seakan rasa kekhawatiran itu ingin merenggut saya. Merasa tidak tenang ditempat
itu, saya langsung menuju kampus sambil mandi hujan. Setiba di kampus, saya
langsung mulai keliling mencari ruang kuliah dari KPM sampai di Fakultas
ekonomi. Sebenarnya kalau ditanya langsung ke para petugas ruangan mungkin
tidak pusing-pusing cari ruangan, tapi ya karena rasa malu hati dengan orang
disekitar sehingga saya harus berusaha mencari sendiri. Setiba di pojok kantin
fateta, saya memandang ke tembok. Ternyata disana terpampang kode ruangan yang
saya cari. Wa, hati sedikit terasa legah, tapi rasa khawatir itu belum hilang
(hehee...)
Dengan perlahan-lahan saya
mendekati ruang kuliah itu tetapi belum berani untuk masuk ke dalam ruangannya.
Hehehe... biasa mahasiswa SC jadi harus tunggu teman yang kita kenal. Wah,
sudah lebih dari 15 menit saya berdiri disitu tidak seorangpun yang lewat
didepanku. Saya terus dan terus berusaha menenangkan diri agar tenang dan bisa
masuk ke ruangan itu. Akhirnya usaha itu berhasil, sayapun masuk ke dalam
ruangan itu tanpa memandang satupun di dalam ruangan itu. Mata saya hanya
tertuju pada kursi kosong yang ada di belakang ruangan. Dengan penuh hati-hati
saya duduk di kursi paling belakang.
Hal pertama yang paling saya
takutkan adalah jangan sampai dosennya Disiplin dan Tegas memberikan sanksi
kepada mahasiswanya. Hal kedua yang saya takutkan adalah jangan sampai saya diusir dari ruangan
itu karena absennya tidak mencukupi persyaratan IPB. Hal ketiga yang saya takutkan
adalah jangan sampai kelas tersebut sudah dibagi dalam kelompok untuk presentase. Dosen
mulai memasuki ruang perkuliahan sambil menyapa “selamat siang anak-anak”.
Tambah kencang detakan jantungku saat
mendengar penekanan nada yang begitu keras seakan menggambar perilaku
dosen tersebut.
“Gimana Tugasnya, apakah tiap
kelompok sudah tentukan judulnya..?” wooooww meledaklah kekhawatiran itu.
Ternyata Benar filling saya sejak tadi.
Para mahasiswa/i yang ada disamping kiri-kanan itu secara serentak berdiri dan
mencari kelompoknya. Keringatpun mulai bercucuran diiringi dengan gemetaran
disekujur tubuh. Beruntung, Penanggung Jawab (PJ) matakuliah tersebut segera
menghampiri saya dan berkata “bang, nanti kamu masuk aja ke kelompok 19. Aku
udah bicara dengan mereka” . “oke, makasih banyak ya” sahutku sambil berjabat
tangan. Betapa riangnya hati ini, seakan hilang semua beban yang ada di benak. Saat
bergabung ke kelompok 19, teman-teman kelompokku melihatku sambil tersenyum
tipis. Dalam hati, sayapun berkata “terimakasih Tuhan tuk sambutan ini”.
Mulailah saya berkenalan dengan teman-teman sekelompok yang ada disitu dan
saling bercanda tawa sambil mengerjakan tugas.
Mungkin
itulah pengalaman yang bisa saya bagikan kepada sobat skalian. Saran saya, bila
anda menjadi mahasiswa SC maka jangan sekali-kali mengulangi pengalaman itu
karena berdampak buruk bagi diri sendiri.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan tanggapan/saran/sanggahan/motivasi atau apapun yang berkaitan dengan postingan diatas. Mohon maaf, Apabila mengandung Komentar yang bersifat:
1. Pornografi.
2. Rasisme.
3. SPAM.
4. atau Apapun yang menyinggung orang/pihak lain maka komentarnya akan dihapus. Terimakasih