Cerita kali ini berawal dari Asrama Papua tanggal 30 agustus 2013. kira-kira pukul 21.30 wib. ya, kira-kira saat itu suasana di luar asrama masih ramai. salah satu teman kami DB sakit sehingga kami harus segera mengantarnya ke rumah sakit. walaupun pada saat itu kami sangat serius dengan permainan Playstation yang sedang kami mainkan secara bergantian alias Antri seperti antri BBM. hehehehe...
awalnya saya tidak percaya kalau teman DB sakit, karena sebelumnya kami sempat bersama-sama bermain seperti biasa. namun, selang beberapa menit DB balik ke kamarnya dan menggunakan jaketnya. saya pun belum bisa mengetahui kondisinya. saya hanya pikir " ah mungkin da sehat". itu saja yang ada dibenak saya. setelah 30 menit lagi, JWP masuk ke kamarnya DB dengan alih-alih bermain Facebook. namun, setelah JWP melihat kondisi yang kurang sehat langsung beliau memberikan informasi ini kepada kami. Tanpa menunggu aba-aba lagi kami mengambil satu keputusan tuk menuju rumah sakit.
sesampainya disana, kami langsung menuju ruang IGD dan diperiksa kesehatanya. para perawat hanya memberikan obat suplemen dan hanya mengecek gejala-gejala sakitnya. hasilnya mereka tidak bisa memberitahu secara pasti namun dari gejala-gejalanya sepertinya DB mengalami gejala demam berdarah. karena teman DB baru sakit hari ke 2 sehingga dokter lebih menyarankan untuk datang pada hari ke 3 karena pada hari ketiga itu bisa pastikan sakit demam berdara atau bukan.>?.. selepas itu, kami mengambil obat dan makan bersama di warung. habis itu, kami bergegas tuk kembali ke penginapan kami masing-masing.
--------------------------------------------------------------------------------------
ada satu moment yang paling terkesan yang ingin saya ceritakan disini adalah ketika saya memasuki ruang Inap pasien. seketika saya memandang ke arah lorong ruangan itu. sepertinya sudah tidak asing dalam pandangan mata saya. desain ruangannya, tempat duduknya namun yang membedakan adalah materialnya. kalau di sini mereka gunakan tehel dgn semen. disana, mereka gunakan papan dan balok. sejenak saya terpaku dan memandangan tiap lorong itu. pissss.... kenangan belasan tahun lalu itupun kian nyata. desain itu seakan memutar kembali rekaman video belasan tahun yang lalu. teringat, seorang ayah yang punya jasa dan rela berkorban untuk daerahnya. seluruh kemampuannya dia pertaruhkan demi kecintaannya pada tanah airnya.
sangat terbayang skali, disaat-saat itu. saat dunia gelap gulita. saat orang lain tertidur pulas di pangkuan empuknya pulau kapuk. seorang ayah yg tegar selalu berdiri tegar dgn pandangan tajam melewati tiap becek becek yang menghalangi perjalanannya. dengan mengandalkan sebuah senter tua yang kadang padam menyala sendiri. namun, selalu hadir di ruangan itu untuk mengecek setiap pasien yang ada di dalam ruang rawat inap yang diterangi oleh lilin-lilin yang secara bergantian dinyalakan dikalah pegawai kesehatan datang untuk mengecek kondisi pasien. kadang, sayapun diikutkan oleh bapa karena saya menangis. bapa selalu menggendong saya karena jalannya berlumpur. kalau malam orang bisa terjebak dalam lumpur-lumpur setinggi betis.hehehee...
saya bangga, sebuah bangunan rawat inap dan ruang laboratorium yang bisa berdiri di kecamatan karena perjuangannya dan kerja kerasnya demi masyakaratnya. dan membangunnya diatas tanahnya sendiri demi menyelamatkan masyarakatnya.
itulah ayahku, menghiraukan kepentingan pribadinya demi kepentingan masyakatnya. menghiraukan kesehatannya demi kesehatan orang lain. demi menjalankan sumpahnya terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
banyak tawaran pekerjaan dari kota lain yang sering menghampiri telinga ayah. Namun, hanya satu jawaban ayah "untuk apa saya sekolah..?"
kini, baru saya sadari. betapa gigihnya dirimu Ayah. kecintaanmu terhadap daerah dan masyakaratmu tidak akan tergantikan dgn uang maupun jabatan.
"Terimakasih Ayah"
Terharu bang bacanya..
ReplyDeleteSudah jarang bahkan langka bang orang seperti ayahmu di negeri ini sekarang..
Lanjutkan perjuangannya bang..
Semoga beliau tenang disana melihat anak2nya dapat melanjutkan perjuangannya membangun papua
-Deffy-
terimakasih bang deffy. semoga suatu saat nanti saya dapat melanjutkan perjuangannya. :)
Delete